ERA.id - Peringatan tanda bahaya tsunami menyala setelah terjadinya gempa magnitudo 8,1 di Kepulauan Kermadec, Jumat, (5/3/2021). Gempa ini menjadi guncangan besar ketiga pada Jumat pagi, seperti disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Selandia Baru.
Pada Jumat pagi penduduk di area tersebut mulai menerima pesan di ponsel mereka, bertuliskan "EVAKUASI DIRI SEKARANG JUGA," sementara sirene tanda bahaya meraung-raung, demikian disampaikan CNN. Badan bencana lantas mengumumkan perintah evakuasi sementara bagi warga yang tinggal di dekat bibir pantai. Peringatan berbunyi, "Tinggalkan Rumah Anda" karena "ada kemungkinan terjadinya tsunami".
Namun, beberapa jam kemudian, pada Jumat siang, badan tersebut telah menurunkan tingkat peringatan dari "bahaya darat dan kelautan" menjadi "bahaya pantai dan kelautan". Seluruh warga yang dievakuasi kini boleh kembali ke rumah masing-masing.
Kepulauan Kermadec sendiri terletak 805-998 kilometer di sebelah utara laut North Island, Selandia Baru. Sejumlah kawasan di pantai timur North Island turut masuk ke area yang terancam tsunami.
Badan bencana Selandia Baru menambahkan bahwa arus yang kencang dan gelombang laut yang naik secara tiba-tiba masih akan terjadi selama Jumat. Warga diminta untuk menjauhi pantai dan sungai.
Gempa bumi pada Jumat pagi terjadi "tanpa tanda-tanda khusus" kata seismolog Bill Fry dalam konferensi pers, Jumat, dikutip CNN. Fry mengaku, setelah 13 tahun karirnya merespons kejadian gempa bumi dan tsunami di Selandia Baru, baru pertama kali ini "terjadi rangkaian insiden seperti ini."
Gempa bumi dikabarkan juga memicu peringatan dini di Hawaii dan Samoa. Belakangan, peringatan di kedua area itu ditangguhkan.
Pada Kamis, sebuah insiden gempa bumi di kawasan Fiji, Pasifik Selatan, menjadi gempa bumi yang guncangannya paling besar sejak Agustus 2018. Gempa tersebut memiliki magnitudo 8,2 dan memiliki episentrum sangat dalam.